'cookieChoices = {};' BERPETUALANG DI GUNUNG, JANGAN LUPA TEKHNIK SURVIVAL - Moving forward

Header Ads

BERPETUALANG DI GUNUNG, JANGAN LUPA TEKHNIK SURVIVAL

Melihat foto – foto pendakian di instagram bikin ngiler? Lokasi yang keren dengan latar alam yang masih natural membuat foto makin menarik. Tak heran perjalanan naik gunung makin populer untuk mengisi waktu liburan.
Menirunya boleh saja tapi kalian harus yakin sudah memiliki persiapan matang sejak akan berangkat hingga kembali ke tempat tinggal. Menyepelekannya berarti membahayakan nyawa sendiri.
Persiapan mulai survei sederhana hingga perbekalan dan perlengkapan menjadi menjadi hal yang wajib di lakukan sejak awal. Se sepele apapun tampaknya, perjalanan ke alam bebas tidak bisa dianggap enteng.. sedikit saja perubahan rencana bisa membawa dampak serius. “satu hal yang jelas, fisik harus prima. Lalu perlengkapan dan perbekalan jangan sampai lupa. Meski  Cuma sebentar  sebaiknya siapkan bekal memadai.”
Selain persiapan, pengetahuan dasar tentang perjalanan ke alam bebas juga menjadi hal yang wajib di ketahui. Bagi yang pernah bergabung dengan komunitas pecinta alam pengetahuan ini menjadi materi yang wajib di kuasai sebelum mereka benar – benar berpetualang.
Di dalamnya terdapat panduan untuk mengelola perjalanan dan memastikan keselamatan diri. Nah buat yang belum pernah mengikuti organisasi pecinta alam kalian tetap boleh kok menikmati keindahan panorama di hutan dan gunung. Tapi sebaiknya mempelajari sendiri hal – hal dasar terkait keselamatan dan bagaimana bertahan di alam.
“Standar saja, seperti memperkirakan lama perjalanan, mempersiapkan peralatan, perbekalan, hingga bagaimana bersikap bila terjadi musibah di perjalanan”
Penting untuk menghitung lama perjalanan dan bekal yang dibawa. Dalam sehari standarnya dua kali makan besar dan makan kecil. Makan besar dilakukan pagi dan malam hari saat akan memulai perjalanan dan sebelum beristirahat di tenda. Sementara siang hari cukup makan kudapan berkalori tinggi untuk  mengganti energi yang hilang selama bergerak.
Jumlah itu sebaiknya sedikit dilebihkan sebagai cadangan bila terjadi hal yang tidak di inginkan seperti tersesat atau terjebak cuaca buruk di tengah hutan. Hal yang tak kalah penting, air minum sebaiknya di perkirakan cukup untuk kebutuhan selama perjalanan hingga kembali dengan selamat.
Biar manajemen perbekalan lebih rapi, setiap paket makanan dikemas terpisah agar tak kehabisan sebelum saatnya tiba. “jangan lupa membawa kotak P3K sebagai pertolongan pertama bila mengalami cedera.”
Peralatan juga tak kalah penting . alat penerangan, alat komunikasi, pakaian ganti, alat masak, dan berbagai alat bantu seperti pisau dan pemantik wajib di siapkan. Jangan lupakan perangkat penghangat tubuh seperti jaket, kantong tidur dan tenda jika berencana bermalam.
Ikuti Jalur
Buat pendaki pemula, mengikuti jalur pendakian yang sudah di buat wajib di ikuti. Biasanya pendaki – pendaki sebelumnya sudah membuatkan panah – panah penunjuk arah menuju puncak, kita tinggal mengikutinya.
Melakukan riset kecil – kecilan juga penting. Cobalah tanya ke komunitas – komunitas pendaki tentang profil lokasi yang dituju. Tak harus bertemu langsung, sekarang kita juga bisa mencari panduannya di dunia maya. Berdiskusi dengan teman juga menjadi cara survey yang oke sebelum memulai perjalanan.
Meskipun persiapan sudah matang, kadang ada saja kendala yang muncul, sebaiknya tetap tenang. Gugup justru bisa membuat masalah makin rumit. Bila kendala yang muncul terkait masalah kesehatan, berhenti sejenak atau membatalkan perjalanan adalah cara paling bijak. Namun, bila kendalanya adalah tersesat, butuh kesabaran dan mental baja agar tetap selamat.
Kejadian ini biasanya terjadi saat turun gunung. Kondisi fisik yang sudah letih dan menurunnya orientasi arah menjadi penyebabnya. Kalau ini terjadi, mulailah bersiap mengelola peralatan dan perbekalan se-efisien mungkin. Setiap alat dan sisa makanan akan sangat berharga dalam kondisi itu.
Tinggalkan jejak di setiap perjalanan baik tali rafia atau tanda alam. Ini akan membantu Tim SAR melakukan pencarian.
Hindari perjalanan malam hari dan coba mencari jalur turun melewati punggung bukit. Kesalahan yang kerap di lakukan pendaki amatir adalah mencari jalan turun dengan memasuki lembah. Kondisi ini tak hanya membahayakan diri karena jalur yang terlalu curam, namun juga membuat orientasi arah semakin sulit dilakukan.

“Jadi jangan lupa lapor di pos pendakian setiap melakukan perjalanan. Data ini akan berguna untuk mendeteksi apakah ada pendaki yang tersesat atau tidak.”

Tidak ada komentar